Jakarta, 17 November 2021 – Asosiasi Real Estate Broker Indonesia (AREBI) menggelar perhelatan akbar “The Biggest Real Estate Summit 2021” bertema “Keep On Rolling” yang dilakukan langsung secara virtual di kanal Youtube DPP AREBI pada Rabu, 17 November 2021, pukul 09.00 WIB hingga 16.00 WIB.
Lukas Bong, Ketua Umum DPP AREBI, mengatakan AREBI sebagai wadah para broker properti di Indonesia akan terus meningkatkan profesionalisme anggotanya agar mampu bersaing dan sukses dalam kondisi apapun, tidak terkecuali di tengah pandemi Covid-19 yang sampai saat ini masih belum berakhir.
“Broker properti harus terus bergerak. Banyak yang bisa dilakukan agar bisa bertahan dan terus sukses menjalani profesi sebagai broker properti di tengah pandemi Covid-19. Salah satunya dengan mengikuti The Biggest Real Estate Summit 2021 karena banyak pengetahuan yang bisa didapat dan berguna bagi broker properti dalam menjalani profesinya,” ujar Lukas Bong.
Lebih lanjut Lukas Bong mengatakan, pengetahuan broker properti harus terus ditambah agar bisa bekerja secara profesional. Apalagi akibat pandemi Covid-19 persaingan antar broker properti akan semakin ketat. Hanya broker profesional dan dipercaya yang akan dipilih masyarakat untuk digunakan jasanya dalam bertransaksi properti.
“Di saat seperti ini, agen properti dituntut lebih kreatif dan inovatif untuk menemukan dan menggarap peluang karena dalam setiap kondisi pasti ada peluang. Ingat, bisnis agen properti tidak ada matinya. Dalam kondisi apapun agen properti bisa survive dan berkembang,” ujar Lukas Bong.
Ada dua sesi pembahasan dalam The Biggest Real Estate Summit 2021 yang menghadirkan pembicara ahli di bidangnya. Sesi pertama, membahas tema “Peran Pemerintah Dalam Mendukung Industri Perantara Perdagangan Properti”. Hadir sebagai pembicara antara lain Dr. Sofyan A.Djalil S.H., M.A., M.ALD (Menteri Agraria dan Tata Ruang Kepala Badan Pertanahan Nasional), Ir. Josaphat Rizal Primana, MSc (Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/BAPPENAS), Erwin Kallo (Founder Erwin Kallo&Co), Totok Lusida (Ketua Umum Real Estate Indonesia), dan Lukas Bong (Ketua Umum Asosiasi Real Estate Broker Indonesia).
Pada sesi pertama yang dimoderatori Handoko Wignjowargo (CO-Founder & Managing Partner Maestro), dikupas lugas dan tuntas antara lain bagaimana wajah industri broker properti Indonesia di mata pemerintah, apa peran broker dalam mendukung industri properti di tanah air, apa strategi pemerintah dalam memberantas mafia tanah, dan bagaimana peran pemerintah dalam memajukan industri broker properti.
Sesi kedua, membahas tema “Perubahan Peta Bisnis Properti Di Masa Dan Pasca Pandemi”. Hadir sebagai pembicara antara lain Herman Nagaria (Director PT Summarecon Agung Tbk.), Cipta Ciputra Harun (Associate Director Ciputra Group), Sutedja Sidarta Darmono (Director PT Jababeka Tbk.) dan Jaya Cahyadi (Wakil Ketua Umum II AREBI).
Pada sesi kedua yang dimoderatori Darmadi Darmawangsa (CEO ERA Indonesia) dikupas lugas dan tuntas antara lain bagaimana kondisi properti di masa pandemi, strategi apa yang dijalankan developer agar bisa tetap “menari” di masa pandemi, apa yang dipersiapkan agar tongkat estafet kepemimpinan ke generasi berikutnya bisa berjalan sukses, dan apa harapan developer kepada broker properti dan pemerintah untuk mendukung industri properti di tanah air.
Acara The Biggest Real Estate Summit 2021 juga dimanfaatkan sebagai perayaan HUT AREBI ke-29. Peserta The Biggest Real Estate Summit 2021 mendapatkan E-Certificate yang jumlahnya terbatas sesuai nama yang diregistrasi. Lalu peserta yang melakukan registrasi bisa mendapatkan doorprize senilai jutaan rupiah dan grand doorprize berupa Iphone 12 Pro Max.
Pemerintah Dukung Industri Properti dan Broker Properti
Muhammad Lutfi, Menteri Perdagangan RI dalam sambutan pembukaan The Biggest Real Estate Summit 2021 mengatakan, ekonomi Indonesia pada triwulan III 2021 tumbuh 3,51 persen (yoy). Salah satu sektor yang berkontribusi adalah properti dan broker properti menjadi bagian dari sektor properti. “Kami mengapresiasi AREBI yang selama 29 tahun telah bekerjasama dan senantiasa mendukung pemerintah. Ke depan saya berharap AREBI dapat berkolaborasi dan bekerjasama dengan pemerintah untuk terus mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia,” ujar Muhammad Lutfi.
Sementara Sofyan A. Djalil, Menteri Agraria dan Tata Ruang Kepala Badan Pertanahan Nasional, pada talkshow sesi pertama mengatakan, karena memberi dampak besar bagi ekonomi, pemerintah sangat mendukung sektor properti. Termasuk Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) yang akan terus melakukan berbagai inovasi agar urusan pertanahan menjadi lebih mudah, cepat, efesien, dan memberikan kepastian hukum. Dengan begitu bisa membantu pelaku bisnis di sektor properti sehingga ke depan sektor properti bisa semakin berkembang.
Sedangkan dukungan dari Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/BAPPENAS,kepada sektor properti, seperti diungkapkan Josaphat Rizal Primana, Deputi Bidang Sarana dan Prasarana, salah satunya dengan terus mendorong pemindahan Ibu KotaNegara (IKN) ke Kalimantan Timur. “Di IKN, banyak dibutuhkan berbagai jenis properti sehingga akan ikut mendorong sektor properti ke depan,” ujar Josaphat.
Dukungan pemerintah terhadap sektor properti mendapat apresiasi dari Wakil Ketua Umum DPP REI Hari Gani. “REI akan terus mengawal agar UU Cipta Kerja yang bisa mendorong sektor properti bisa diaplikasikan secepatnya. Selain itu REI juga berharap agar UU Perkotaan cepat dibuat agar pengembang yang mengembangkan perumahan skala kota (township) memiliki payung hukum,” ujar Hari Gani.
Hal yang sama diungkapkan Erwin Kallo, Founder Erwin Kallo&Co. “Agar sektor properti semakin berkembang, dibutuhkan koordinasi yang lebih baik antara pemerintah pusat dan daerah. Selain itu dibutuhkan aturan yang bisa diaplikasikan di lapangan,” kata Erwin Kallo.
Sementara Lukas Bong, Ketua Umum DPP AREBI, berharap pemerintah juga semakin mendukung industri broker properti dengan regulasi agar bisa semakin berkembang di masa datang. Saat ini anggota AREBI sudah mencapai 1.200 perusahaan agen properti yang tersebar di 12 DPD AREBI. “Ada jutaan broker properti yang siap ikut mendorong industri properti sehingga ekonomi Indonesia juga bisa terus bertumbuh di masa datang,” ujar Lukas Bong.
Mafia Tanah
Terkait masalah mafia tanah, Sofyan A. Djalil mengatakan, Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) akan terus memerangi mafia tanah yang melibatkan oknum dari banyak pihak. Salah satunya dengan terus mendorong digitalisasi, sehingga meminimalkan pertemuan fisik dan proses menjadi transparan.
Sofyan A. Djalil meminta masyarakat harus berhati-hati agar tidak dirugikann oleh mafia tanah. Salah satunya dengan menggunakan jasa broker properti yang dikenal baik, bekerja professional, berlisensi atau bersertifikat, dan anggota AREBI karena oknum broker properti saat ini juga menjadi bagian dari mafia tanah. “AREBI sebagai organisasi yang menaungi broker properti harus ikut memerangi mafia tanah,” ujar Sofyan A. Djalil.
Lukas Bong mengatakan, AREBI akan terus melakukan pembinaan kepada para anggotanya dan mempersempit ruang gerak mafia tanah dari kalangan agen properti. Salah satunya dengan terus mendorong sertifikasi agen properti.
Erwin Kallo meminta semua pihak untuk bekerjasama dalam memerangi mafia tanah. “Tidak hanya bisa mengandalkan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) karena banyak terkait dengan pihak lain,” kata Erwin Kallo.
Pandemi Membuat Semakin Inovatif, Kreatif, dan Gigih
Krisis yang diakibatkan pandemi Covid-19 telah membuat developer dan agen properti semakin inovatif, kreatif, dan gigih agar tidak menderita kerugian yang dalam dan bisa terus bertumbuh. Hal itu diungkapkan para narasumber di sesi talkshow kedua.
Herman Nagaria, Director PT Summarecon Agung Tbk., mengatakan pasti ada peluang yang bisa digarap di dalam krisis. Untuk menangkap peluang, butuh komunikasi yang baik. Seperti pusat perbelanjaan yang terkena hantaman besar saat pandemi dan Summarecon melakukan komunikasi dengan para tenant mencari jalan apa yang bisa dilakukan. “Akhirnya kita mendorong penjualan online sehingga pusat perbelanjaan menjadi center delivery. Banyak pelajaran yang bisa didapat dari kirisis akibat pandemi ini,” ujar Herman.
Sutedja Sidarta Darmono, Director PT Jababeka Tbk.mengatakan, dibutuhkan kecepatan untuk meraih peluang yang ada. “Kami mempersiapkan produk rumah hanya dalam dua bulan karena ada kebutuhan di saat pandemi dan produk tersebut disambut baik oleh pasar dan terjual dalam waktu yang cepat,” kata Sutedja.
Untuk menghadapi krisis, pengembang juga harus memiliki positioning yang baik. “Apa yang dicapai saat ini merupakan hasil dari tindakan sebelumnya. Kami bisa bertahan dan terus bertumbuh di tengah krisis karena memiliki positioning yang baik,” ujar Cipta Ciputra Harun, Associate Director Ciputra Group seraya mengatakan pengembang juga harus menjaga hubungan dengan stakeholder properti dengan baik.
Sementara Alim Gunadi, Managing Director Sinar Mas Land mengatakan, pelaku usaha di sektor properti harus optimis walau pandemi Covid-19 belum usai sampai saat ini. “Kita harus mampu beradaptasi dengan kondisi terkini. Beradaptasi dengan dunia digital. Harus memahami pasar yang dibidik. Seperti apa perilaku generasi yang menjadi target pasar. Mengakomodir kepentingan mereka dan membuat produk yang sesuai. Generasi X dan Y akan mendominasi golongan pendapatan. Oleh karena itu mereka pasar yang harus dibidik, baik oleh developer maupun broker properti,” papar Alim Gunadi.
Agen properti semakin dibutuhkan
Agen properti saat ini sangat dibutuhkan oleh developer karena sangat membantu penjualan. Jumlah agen properti yang besar menjadi ujung tombak penjualan oleh developer. Bahkan penjualan yang diraih dari agen properti lebih besar dibanding dari tim in-house marketing.
“Dalam menggandeng agen properti, kami bekerjasama dengan AREBI untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Agen properti yang memasarkan produk properti Summarecon kita minta menjadi anggota AREBI agar mereka bisa bekerja secara profesional,” ujar Herman.
Hal yang sama juga dikatakan Sutedja. “Dengan menggandeng AREBI, kita sudah melakukan filter, hanya bekerjasama dengan broker yang professional. Kami berharap agar AREBI ke depan terus meningkatkan profesionalitas anggotamya,” ujar Sutedja.
Jaya Cahyadi, Wakil Ketua Umum II AREBI, mengatakan, agen properti saat ini sudah melek teknologi dan menggunakan teknnologi untuk memasarkan properti. Pemanfaatan sosial media juga semakin tinggi oleh broker properti. “Teknologi tidak akan mematikan peran agen properti tetapi akan sangat membantu agen properti,” kata Jaya Cahyadi.